Kamis, 16 Januari 2025

Dampak Ekonomi Kedua Pasutri Di Kalaparea , Seorang Balita Terancam kekurangan Asupan Gizi

Dampak Ekonomi Kedua Pasutri Di Kalaparea , Seorang Balita Terancam kekurangan Asupan Gizi


Iloestrasi gambar bing


Sukabumi- Erina Putri Nurcaya (1.1) Putri Bungsu pasangan AP (38) dan TNI (35) yang masih balita ikut merasakan dampak kesulitan ekonomi yang dialami kedua orang tuanya.

Balita yang memiliki berat badan 8,5 Kg tersebut bisa terancam kekurangan asupan gizi saat ekonomi kedua orang tuanya belum membaik. 

Selain itu, dari keterangan TN kepada awak media mengatakan, bahwa sang buah hatinya pernah sakit hingga tak mau diberikan makanan tambah dan ASI.

"Sebelumnya saya sempat panik saat si bungsu sakit, di daerah anus nya ada benjolan, saat sakit benjolan tersebut warnanya merah, mau berobat ngak ada uang sepersen pun, dan juga tidak memiliki BPJS untuk berobat," ungkap Ibu tiga anak ini, Rabu (15/01/2025) 

Lanjut TN menceritakan, saat si bungsu panas saya pasti cemas, karena pasti tidak mau makan, dan juga pasti benjolan pada anus nya akan membesar.

"Mudah-mudahan si bungsu tetap sehat, jangan sampai sakit disaat kondisi kami seperti ini," pintanya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Girijaya Masriyadi, S.Kep.Ners. MM., mengatakan, ia turut prihatin dengan kondisi ekonomi yang dialami oleh  keluarga Pasutri AP dan TN yang terhimpit dengan berbagai persoalan ekonomi, hutang dan juga terkait dengan kondisi anaknya. Dengan kondisi seperti ini, asupan gizi anak bisa saja terganggu karena ketidak mampuan keluarga.

"Kalau hasil pengukuran berat badan terakhir masih gizi normal, tapi kalau makan yang dikonsumsi tidak memenuhi nilai gizi yang seimbang dalam jangka lama maka bisa menyebabkan gizi kurang, dan jika kedepannya masih tidak mengkonsumsi makanan gizi seimbang, mungkin bisa menjadi stunting," ungkap Masriyadi melalui pesan singkat kepada awak media (15/01).

"Insyaallah nanti akan ada petugas kami yang akan berkunjung untuk melakukan pemeriksaan kepada balita keluarga tersebut, dan itu pelayanan gratis, jadi tidak harus memikirkan biaya walaupun tidak punya BPJS," kata Masriyadi.

Sebelumnya, diberitakan kisah pilu yang dialami satu keluarga di Kampung Cimandeu RT 03/06 Desa Kalaparea, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, terpaksa makan singkong pemberian tetangga, Selasa (13/01/2025) kemaren.

Permasalahan muncul saat Kepala Keluarga ini mengalami putus kontrak kerja. Dan juga sebagai pengrajin layang-layang TN tak memiliki pendapatan lain, karena hasil kerajinan tersebut tidak laku dipasaran.

Diperparah lagi, TN juga terjerat berbagai pinjam, mulai dari Bank Emok dan Koperasi. Bahkan untuk menghindari petugas penagih, ia terpaksa bersembunyi dengan membawa anggota keluarganya.

Hubungan dengan tetangga pun menjadi renggang, lantaran tak mampu bayar harus di tanggung renteng. Dan warung sekitar sebagai tempat mengadu TN juga tak lagi memberikan hutang, disaat ia membutuhkan sembako.

Tim Red

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2023 INFONEWS WEB | Amanah Aspirasi Rakyat | All Right Reserved