Minggu, 01 September 2024

Merasa Kecewa Terhadap Klinik di Cicurug, Orang Tua Korban Pembacokan: Semoga Tidak Terjadi Lagi

Merasa Kecewa Terhadap Klinik di Cicurug, Orang Tua Korban Pembacokan: Semoga Tidak Terjadi Lagi




SUKABUMI - Masih terlihat sedih dan dalam dukacita, keluarga MGP (15) pelajar yang tewas pada insiden pilu yang terjadi Rabu (28/8/2024) yang menjadi korban pembacokan oleh pelajar lain di Kampung Ciutara RT 01 RW 01 Desa Mekarsari Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi.

Darwin Prayana (44) orang tua korban terlihat tabah dan menerima takdir anak pertamanya yang harus meregang nyawa dan menjadi korban Anak Berkonflik Dengan Hukum (ABH) pada insiden pilu tersebut.

"Keseharian anak saya Alhamdulillah baik dan santun terhadap orang lain, bahkan jarang keluar rumah kecuali ada tugas sekolah," terangnya.

Ia menambahkan, tidak menyangka bahwa anaknya menjadi korban pembacokan hingga harus merelakan anak kesayangan meninggal dunia dalam insiden beberapa waktu lalu dan menjadi perhatian publik Sukabumi bahkan luar daerah.

"Saya sebagai orang tua berharap tidak ada kejadian serupa yang sampai harus menghilangkan nyawa, cukup kejadian ini menimpa keluarga kami saja dan untuk pihak kepolisian kami keluarga berharap agar pelaku ada di hukum dengan berat serta seadil-adilnya," ungkap Darwin saat ditemui di kediamannya.

Tak sampai di situ Darwin Prayana  mengatakan, bahwa perasaan kecewa, saat Almarhum anaknya ketika di berada di Klinik Bebita yang pada saat itu korban dengan mengalami luka tidak dilakukan tindakan atau penanganan pertama. 

"Saat itu anak saya sudah di bawa ke Klinik terdekat oleh temannya untuk dilakukan pertolongan pertama, tidak lama kemudian sayapun menyusul ke Klinik Bebita," tuturnya.


Lanjut Darwin, Ketika sampai di Klinik Bebita ternyata anaknya masih berada di teras, duduk terkulai dengan menggunakan kursi roda dan masih di balut menggunakan seragam pramuka miliknya. Hal itu yang sangat membuat dirinya marah dan kecewa atas pelayanan di Klinik tersebut. 

"Saya sempat marah, tolong anak saya tangani dulu karena anak saya memerlukan pertolongan pertama, malah dari pihak pelayanan Klinik bilang sedang menunggu pihak keluarga, padahal saya bapaknya," lirihnya.

Menurutnya, ketika saat berada di klinik diduga anaknya masih ada denyut nadinya dan harapannya ketika dilakukan pertolongan pertama, minimal ada tindakan dari pihak Klinik untuk anaknya. Hal itu pun sempat di Katakan oleh pihak dari Dokter di RS BMC bahwa Almarhum masih ada detak nadinya ketika sampaikan ruang IGD. 

"Iya, ketika di RS BMC pun masih ada detak nadinya, Namun tidak berselang lama, anak saya pun dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 16.30 WIB, setelah sebelumnya dibawa oleh ambulans desa yang berada di klinik," jelasnya. 

Ketika masih berada di Klinik Bebita dan dinyatakan bahwa dokter tidak bisa menangani nya, Kemudian korban dilarikan ke RS BMC menggunakan mobil ambulan yang kebetulan sedang berada di lokasi. 

"Ngak tahu mobil ambulan dari Desa mana yang jelas saya mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan nya yang sudah membawa anak saya ke RS BMC," pungkasnya.

Reporter: Jack

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2023 INFONEWS WEB | Amanah Aspirasi Rakyat | All Right Reserved